Pola Komunikasi Efektif Orangtua Dan Remaja Dalam Rangka Menghindari Kenakalan Remaja Di Era Digital
RESUME KAIN PERCA III PC PEMUDI PERSIS CICALENGKA
Sabtu, 24 Februari 2024
Narasumber: Umi Lela Sa’adah
Kita awali dengan sebuah kalimat yang diucapkan oleh umi lela “mendidik anak itu, susah-susah gampang. Tapi kalo sudah tahu ilmunya akan menyenangkan”.
Kalimat tersebut menandakna bahwa dengan ilmu, insyaalloh segalanya menjadi lebih mudah, sehingga penting untuk kita sebagai muslim terus menerus mencari ilmu agar hidup senantiasa terarah dan lebih mudah.
Komunikasi, berbicara bercerita dengan teman, sahabat atau denga orang diluar rumah biasanya menjadi hal yang meyenangkan dan rasanya waktu yang sebentar itu tak akan cukup. Rasanya itu ingin lama dan terus menerus, segala hal pasti dibicarakan.
Tetapi bagiamana jika dengan anggota keluarga? Apakah sudah bisa dan terbiasa berkomunikasi dengan efektif? Sebab yang paling penting dalam berkomunikasi itu adalah komunikasi dengan keluarga.
Pola komunikasi antara orangtua dan remaja merupakan kunci dalam mebangun hubungan yang sehat dan saling pengertian. Sebab dengan komunikasi kita menjadi tahu apa yang diinginkan atau dimaksudkan oleh anak kita, sehingga terbangunlah rasa saling pengertian.
Ada beberapa tips yang disampaikan oleh umi lela tentang bagaimana pola komunikasi efektif yang bisa orangtua lakukan dengan anak remaja nya, yang diantaranya ialah:
- Jadilah pendengar yang aktif
Sebagai orangtua harus bisa memberikan perhatian yang penuh ketika remaja berbicara, mendengarkan dengan penuh empati dan menunjukkan keseriusan terhadap apa yang mereka sampaikan. Dan perlu diketahui cara saat berbicara antara dengan anak laki-laki dan perempuan terdapat cara yang berbeda.
Saat berbicara dengan anak perempuan, hendaknya ibu atau ayahnya harus memperhatikan dengan seksama, tatap matanya dengan baik dan jangan sambil melakukan aktivtas yang lain, sebab jika begitu, anak perempuan akan merasa tidak diperhatikan.
Sedangkan untuk anak laki-laki adalah sebaliknya, anak laki-laki tidak akan nyaman jika kita berbicara sambil menatap matanya, dan ia akan lebih nyaman jika kita sambil melakukan aktivitas yang lain namun tetap meresponnya dengan baik.
2. Buka komunikasi terbuka
Orangtua sebisa mungkin harus bisamemulai pembicaraan, minimal setiap harinya ada pembicaraan yang dibuka, seperti menanyakan bagaimana aktivitasnya, apa yang terjadi dihari itu dan bagaimana perasaanya. Karena dengan membuka saluran komunikasi akan membantu mencegah penumpukan perasaan dan konflik yang lebih besar dikemudian hari yang disebabkan adanya emosi yang tidak tersalurkan.
3. Hargai pendapat
Saat ada perbedaan pendapat dengan anak remaja, biasakanlah untuk mendengar terlebih dahulu mengenai pendapat mereka. Sehingga mereka akan merasa didengar dan dihargai yang kemudian nantinya akan meningkatkan kepercayaan diri mereka. Dan orangtua pun jikalau ada pendapat yang bersebrangan dengan anak, seampaikan juga apa yang menjadi pendapat kita atau kekhawatiran kita.
Yang pada intinya, sampaikan pendapat kita dan hargai pendapat mereka.
4. Gunakan bahasa tubuh yang positif
Selain kata-kata, bahasa tubuh juga memainkan peran penting dalam komunikasi. Seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh dan bahasa tubuh lainnya. Untuk memastikan pesan disampaikan dengan jelas tanpa konflik. Jika ada hal yang disuka sampaikan saja dan jangan kemudian berubah “baeud” sehingga natara satu dan yang lainnya bisa saling memahami.
Dan yang perlu digaris bawahi, ekspresi wajah atau bahasa tubuh dapat terkondisikan jikalau kita dalam kondisi sadar. Makannya jadi ibu jadi orangtua itu harus penuh kesadaran.
5. Bersikap terbuka terhadap kritikan dan masukan
Sebagai orangtua harus terbiasa untuk terbuka terhadap kritikan dan masukan dari anak atau anggota keluarga bahkan yang lainnya, dan membiasakan juga pola tersebut kepada anak remaja kita sehingga anak remaja kita pun memiliki sikap terbuka terhadap hal tersebut.
6. Atur waktu untuk berkomunikasi
Ditengah berbagai kesibukan, penting sekali untuk menetapkan waktu khusus untuk berkomunikasi tanpa gangguan. Bisa jadi waktu untuk sekedar berbicara, bermain atau melalukan kegiatan bersama yang mempererat hubungan.
7. Bijaksana dalam memberi saran dan masukan
Dalam memberikan saran dan masukan hendaknya dilakukan dengan cara yang baik dan bijaksana, jangan sampai melakukannya dengan cara yang malah membuat tidak nyaman sehingga anak kita pun tidak mau untuk mendengarkannya atau menerimanya.
Itulah beberapa tips komunikasi yang bisa diikhtiarkan untuk diterapkan dalam berkomunikasi dengan anak remaja atau anggota keluarga lainnya. Yang insyaalloh dengan mempraktikkan pola komunikasi di atas, orangtua dan remaja dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan saling memahami satu sama lain.